Wabah Virus Corona yang menyerang berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, tentu membuahkan dampak yang masif di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan yang mana hampir semua elemen pendidikan harus melakukan penyesuaian agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
3 Opsi Sistem Pembelajaran Selama Masa Pandemi
Melalui kementerian pendidikan, Indonesia menerapkan 3 opsi sistem pembelajaran efektif untuk seluruh wilayah Indonesia. Ketiga opsi tersebut adalah pembelajaran dengan sistem daring, pembelajaran dengan sistem e-learning, dan pembelajaran via home visit. Ketiga opsi ini berlaku untuk status ‘zona’ pandemi yang berbeda. Sekedar informasi, pemerintah menerapkan 3 jenis zona terkait dengan jumlah pasien positif Corona di suatu daerah. Ketiga zona tersebut adalah zona merah, zona kuning, dan zona hijau.
Zona merah artinya zona yang tidak aman di mana jumlah pasien yang terpapar Virus Corona sangat tinggi. dan jumlahnya terus mengalami peningkatan. Daerah dengan status zona merah ini biasanya diberlakukan status PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Sementara zona kuning dan hijau masih dilakukan pengawasan dan tetap diberlakukan PSBB, hanya saja aplikasinya sedikit lebih longgar. Nah, berdasarkan ketiga tipe status ini, sistem pembelajaran yang berlaku di masyarakat juga disesuaikan dengan status zona di suatu daerah.
Khusus untuk zona kuning, sistem pembelajaran yang diterapkan biasanya berupa sistem pembelajaran e-learning, sedang untuk daerah-daerah yang berstatus zona hijau, sistem pembelajaran yang paling tepat adalah home visit. Sistem pembelajaran via home visit ini sama persis dengan kegiatan les private yang biasa ditawarkan oleh penyedia jasa les private Jakarta dan sejenisnya.
Pembelajaran Daring untuk Wilayah Zona Merah
Kondisi ini berbeda dengan dengan wilayah-wilayah yang masuk dalam status zona merah yang mana PSBB diberlakukan secara ketat. Sistem pembelajaran berbasis daring atau online memang menjadi opsi yang paling efektif guna menekan penyebaran Virus Corona. Sesuai dengan namanya, sistem pembelajaran daring adalah kegiatan belajar-mengajar via online, tentunya dengan dukungan fasilitas-fasilitas tertentu seperti portable PC atau laptop, Smartphone, tablet, dan juga koneksi internet. Lantas, apakah sistem pembelajaran daring efektif diaplikasikan selama pandemi ini? berikut ulasan singkat mengenai efektivitas pembelajaran daring.
Tips Raih Efektivitas Belajar Daring Ala Kak Seto
Dilansir dari opini Kak Seto, Ketua LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia), semua siswa di Indonesia tengah menghadapi fase adaptasi menuju lingkungan belajar yang baru, yaitu lingkungan belajar berbasis daring. Tujuan diberlakukannya sistem pembelajaran daring ini hanya satu, yaitu untuk mencegah penyebaran Virus Corona. Pembelajaran berbasis daring ini memerlukan kerjasama yang baik dari semua pihak, mulai dari pihak orang tua siswa, siswa, guru, dan pemerintah. Agar proses kegiatan belajar-mengajar ini berjalan dengan efektif, Kak Seto akan bagikan sejumlah tips. Penasaran kan tips apa saja yang dapat mendongkrak efektivitas pembelajaran daring ala Kak Seto? Berikut kami rangkum untuk Anda.
Baca juga: 10 Aplikasi Pembayaran Online Indonesia Terpopuler
Kerjasama dengan Berbagai Pihak
Efektivitas pembelajaran daring rasanya akan sulit dirasakan apabila tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebut saja pihak orang tua siswa dan pemerintah. Kegiatan belajar mengajar biasa umumnya hanya dilakukan oleh pihak siswa dan pihak pengajar alias guru. Namun tidak dengan sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran dengan basis daring ini wajib melibatkan semua pihak, yaitu siswa, guru, orang tua siswa, dan bahkan pemerintah. Mengapa demikian? Karena semua pihak ini harus bersinergi satu sama lain.
Kak Seto memberi gambaran sederhana seperti ini: selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, materi pelajaran disampaikan oleh guru kepada orang tua siswa. Penyampaian materi bisa melalui dunia virtual atau bisa juga bisa dikirim via pos. Usai menerima materi, orang tua di sini berperan sebagai ‘guru pengganti’ yang nantinya harus menyampaikan materi tersebut kepada putera-puterinya. Untuk cara atau metode penyampaian materi, boleh disesuaikan dengan cara yang fleksibel.
Fleksibel di sini mungkin akan dikaitkan dengan beberapa faktor. Sebut saja salah satunya adalah faktor kemampuan belajar siswa. Faktor ini tidak boleh diabaikan karena nantinya akan berpengaruh pada output pembelajaran. Terlebih, dalam situasi ini, orang tua adalah pihak yang paling mengenal putera-puterinya, baik karakter anak maupun kemampuan anak dalam menyerap atau memahami tiap materi yang disampaikan.
Perhatikan Kesehatan dan Level Stress pada Anak
Efektivitas pembelajaran daring selanjutnya dapat diraih dengan pertimbangan kualitas kesehatan dan level stress pada anak. Terkait dengan poin yang kedua ini, adalah tugas orang tua, guru, dan pemerintah untuk melihat faktor kesehatan dan tingkat stress pada anak. Orang tua, pada khususnya, memiliki tugas tambahan terkait dengan poin pembahasan ini. Sebagai orang terdekat, orang tua siswa dapat membantu siswa soal manajemen kesehatan dan stress.
Kak Seto menyarankan para orang tua untuk tidak terlalu menekan putera-puterinya untuk menuntaskan materi sesuai dengan kurikulum hanya untuk mengejar target kenaikan kelas atau kelulusan. Sah-sah saja tiap siswa dan orang tua mempunyai target. Akan tetapi patut disesuaikan dengan kondisi daerah tempat siswa dan orang tua tersebut tinggal.
Tiap daerah pastinya memiliki kondisi yang berbeda. Jakarta, misalnya, tidak memiliki kendala yang berarti terkait dengan kualitas koneksi internet (koneksi internet lancar), fasilitas gadget yang tersedia dengan baik, dan lain sebagainya. Belum tentu kondisi yang sama dialami oleh siswa-siswa di daerah lain yang lokasinya berada di pinggiran kota atau bahkan kawasan terpencil. Tentu ada begitu banyak kendala. Misalnya saja kendala jaringan internet yang tidak stabil, keterbatasan biaya untuk membeli kuota, ketersediaan gadget yang terbatas, dan orang tua siswa yang kurang supportive secara akademik.
Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan juga turut berpengaruh dalam menciptakan efektivitas pembelajaran daring untuk konsentrasi belajar anak. Terkait dengan poin ini, Kak Seto menyarankan para orang tua untuk mengganti istilah learning from home (belajar dari rumah) menjadi ‘belajar di rumah’. Tentunya perubahan istilah dapat mengubah makna. Istilah ‘belajar di rumah’ memiliki kesan arti yang lebih santai, luwes, dan fleksibel. Kurang lebih sama ketika kita belajar atas kemauan sendiri di rumah.
Berbeda lagi apabila kita telaah arti dari istilah ‘ belajar dari rumah’. Kesan yang muncul dari istilah ini adalah kegiatan belajar yang sama seperti kegiatan belajar di sekolah, hanya saja kegiatan belajar ini diselenggarakan di rumah. Artinya, jam belajar di rumah dan di sekolah sama, dari pukul 7 pagi hingga pukul 12 atau 2 siang. Tentu saja ini akan menjadi beban bagi putera-puteri kita.
Semua tips yang disampaikan oleh Kak Seto sangat masuk akal dan tentunya sangat recommended untuk diaplikasikan oleh para orang tua yang masih memiliki putera-puteri yang masih aktif belajar daring. Tidak ada salahnya kita mengaplikasikannya, bukan?
Demikian informasi bermanfaat yang dapat kami sampaikan kepada para pembaca kami. Yuk tetap berbagi informasi bermanfaat dan jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan. Ingat 3M ya: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak demi keselamatan kita sendiri dan keselamatan orang-orang di sekitar kita.